20/04/2024

AsiaNationNews.com

Honesty – integrity – Trust

PT Adhi Karya Dinilai Tidak Profesional Tangani Proyek Jargas Aceh Timur

04 Oktober 2021

 

 

  Laporan : Ray

 

PT Adhi Karya Dinilai Tidak Profesional Tangani Proyek Jargas Aceh Timur

ANN | Aceh Timur – Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI bangun proyek Jargas (Jaringan gas) di Aceh Timur, proyek jargas tersebut saat ini sedang dikerjakan PT. Adhi Karya selaku kontraktor Pelaksana.

Untuk tahap awal (pilot project) jargas dibangun/pasang di Kecamatan Idi Rayeuk dan Darul Ihsan untuk 5,016 Pelanggan. Jargas merupakan program konversi gas melon ke jaringan pipa gas langsung ke rumah tangga (pelanggan).

Jargas merupakan salah satu proyek strategis nasional yang bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.

Keuntungan menggunakan jargas adalah harganya lebih murah dibanding LPG, emisi yang dihasilkan lebih ramah lingkungan dan tersedia setiap saat, sehingga tidak perlu keluar rumah mencari LPG dan kayu bakar.

Besarnya manfaat dari pemasangan jargas yang ditawarkan tersebut menjadikan masyarakat Aceh Timur menyambut positif dan dengan tangan terbuka untuk peningkatan pelayanan masyarakat yang ditawarkan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral melalui Proyek Jargas (Jaringan Gas) di Aceh Timur.

Namun kini ketika proses pemasangan sedang berlangsung, masyarakat merasa dirugikan dan Perusahaan PT Adhi Karya dinilai tak profesional dalam melakukan pekerjaan di lapangan. Sejumlah lobang bekas galian masih menga-nga, dan tampak sebagian tidak terpasang rambu-rambu sebagai tanda bahaya di bekas galian perusahaan itu.

Berdasarkan keterangan warga Idi Rayeuk Adnan (45) yang ditemui di lokasi sekitar Kantor Kejari mengatakan, lobang yang menga-nga bekas galian oleh PT Adhi Karya itu belum ditimbun sudah satu Minggu, sehingga dikhawatirkan akan memakan korban jiwa, apalagi tumpukan tanahnya juga berada dihampir sebagian badan jalan.

“Ini sangat mengganggu warga pengguna jalan, yang kita takutkan kalau nantinya terjadi kecelakaan ini bisa jadi sangat fatal,” kata Adnan.

Adnan berharap, pihak terkait harus menutup kembali lubang dibadan jalan, dan jikapun pekerjaan belum selesai namun harus dipasang rambu-rambu agar tidak terjadi kecelakaan.

“Semestinya itu harus ditutup kembali, jika pun belum selesai harus ada tanda-tanda, jangan dibiarkan menganga seperti itu sudah seminggu,” ujar Adnan.

Sejumlah warga lainnya juga turut mengkritik PT Adhi Karya ini, yang dianggapnya tidak profesional dalam melakukan pekerjaan di lapangan, khususnya terkait dengan galian pemasangan Jaringan Gas ini.

Usman salah seorang warga yang menempati ruko di tepi jalan nasional Banda Aceh – Medan, tepatnya di Desa Tanoh Anoe, Minggu (3/10/2021) mengaku tidak hanya pemilik ruko yang mengeluhkan tumpukan material bekas penggalian pipa jaringan gas rumah tangga, tapi juga warga di desa desa dalam wilayah Kecamatan Idi Rayeuk, yang terdapat penggalian untuk pemasangan pipa gas.

“Yang dikeluhkan warga bukan pekerjaannya, tapi material bekas pekerjaan tidak dibersihkan seperti semula, sehingga warga yang tinggal di ruko tepi jalan, yang memiliki mobil kesulitan untuk memakirkan mobil ke teras ruko,” jelas Usman.

“Pekerja pemasangan pipa jaringan gas ini terkesan tidak bertanggung jawab, pasca pemasangan pipa gas, material bekas penggalian dibiarkan menumpuk di Beram jalan sehingga Beram jalan tampak sangat semrawut,” ungkap Usman.

Mewakili warga, Usman berharap pihak rekanan agar bertanggung jawab membersihkan material bekas penggalian pemasangan pipa jaringan gas seperti semula, baik tumpukan material bekas penggalian yang berada di pinggir jalan nasional, seperti di Depan Masjid Tanoh Anoe, agar warga yang beribadah mudah memarkirkan kendaraannya.

Maupun lubang-lubang bekas penggalian pipa gas di desa desa agar ditutup rapi seperti semula agar tidak menyebabkan kecelakaan bagi pengguna kendaraan seperti yang pernah dialami beberapa pengendara selama ini.

Begitu juga dengan Said, warga yang berdomisili di sekitar Kantor Pos Idi mengeluhkan hasil pengerjaan galian yang tidak dirapikan dan terkesan asal-asalan dikarenakan beram jalan kawasan kota Idi, Aceh Timur, jadi semrawut akibat tumpukan material bekas penggalian pemasangan pipa jaringan gas rumah tangga yang belum dibersihkan.

“Seharusnya pihak PT Adhi Karya itu harus profesional dalam melakukan pekerjaan, lihat saja, tanah galian ditumpukkan hampir separuh badan jalan negara, kan ini sangat rawan kecelakaan. Bahkan ada lokasi yang telah selesai ditanam pipa tetapi tanam tumpukan bekas galian masih ada di lokasi seperti di simpang Kantor pos Idi,” ujarnya Said.

Said berharap, agar PT Adhi Karya harus mengutamakan keselamatan para pengguna jalan, jangan asal mengutamakan keuntungan dari proyek itu semata.

Apalagi tambah Said, sekelas PT Adhi Karya tentunya harus lebih profesional dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan, sehingga tidak menimbulkan masalah baru.

“Jangan karena mengatasnamakan gas untuk kepentingan masyarakat, sehingga bisa bekerja bebas tanpa peduli dengan keselamatan orang lain. Untuk itu, kami minta pihak Direktu Utama PT Adhi Karya harus mengevaluasi kembali cara kerja dalam melakukan penggalian badan jalan agar tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat pengguna jalan. Jangan dengan alasan kepentingan gas untuk masyarakat lalu terabaikan keselamatan pengguna jalan,” harap Said.

Sementara itu disisi lain Cons Manager Area PT Adhi Karya, Mei Hartanto, yang dikonfirmasi media sejak Sabtu (2/10/2021), belum memberikan keterangannya, baik memberikan konfirmasi atas permasalahan tersebut dan juga pesan singkat yang dikirim tak kunjung terbalas sampai berita ini ditayang pada Minggu (3/10/2022).

Sebagaimana diketahui sebelumnya DPRK Aceh Timur M. Yahya Ys (Yahya Boh Kaye) ketika mendengar penjelasan Manager Kontruksi PT. Adhi Karya, Mey Hartanto, yang didampingi Humas Lapangan Sufriadi di salah satu Café pada mei lalu telah mengingatkan bahwa perusahaan pelaksana Jargas diharapkan dalam pembangunan project jargas dapat dikerjakan sesuai spek dan menjaga kualitas, mengingat project tersebut rentan resiko, apalagi jargas merupakan program baru yang masuk ke Aceh Timur.

“Selain dikerjakan sesuai spek, kami berharap pihak perusahaan dapat memperhatian aspirasi masyarakat dan kearifan lokal, terutama dalan hal memperhatikan dan mengutamakan penggunaan tenaga kerja setempat,” pungkas Yahya BKY. (Ray)

About Post Author