BidikAceh.com – Aceh Rayeuk, 25/5/2020. Uraian narasi tentang “Perintah Segala Raja-Raja” dapat ditemui dalam buku berjudul Naskah Adat Aceh yang sudah dialih aksarakan ke dalam huruf latin, bersumber dari koleksi yang terdapat di Pusat Dokumentasi Dan Informasi Aceh (PDIA), saat ini berkantor di Kompleks Museum Aceh, di Jalan Tuanku Muhammad Daud Syah, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.
Naskah “Perintah Segala Raja-Raja” merupakan reproduksi yang dimuat dalam Verhandelingen Van Het Koninklijk Instituut Voor Taal Land En Volkenkunde Deel XXIV tahun 1958 dengan kata pengantar dan catatan-catatan Oleh G.W.J.Drewes dan P.Voorhoeve. Mereka menyebutkan bahwa naskah ini milik India Office Library London bertanggal 3 Desember 1815 dan berasal dari W.E. Philips yang menemukannya di Pulau Pinang (Malaysia) ketika menjadi gubernur di koloni Inggris itu sampai tahun 1824.
Satu bagian penting dalam naskah ini ialah silsilah raja-raja Aceh yang dimulai dengan Sultan Juhan Syah, muai berkuasa dari tanggal satu bulan Ramadan tahun 601 Hijriah. Jangkauan silsilahnya ditutup dengan penobatan Sultan Syarif Saiful Alam hari Selasa 12 Zulhijjah tahun 1235 Hijriah (1814 Masehi) atau 206 tahun yang lalu. Nampaknya naskah ini selesai ditulis pada waktu penobatan Sultan Saiful Alam.
Naskah Adat Aceh terdiri dari empat bagian, bagian pertama kami beri judul (1) “Perintah segala raja“, (2) bagian kedua “Silsilah Raja-Raja di Aceh“, (3) bagian ketiga “Adat Majlis Raja-Raja“, dan (4) bagian keempat “Dustur Adat hasil negeri dan segala kapal niaga“.
Naskah ini termasuk salah satu sumber hukum sangat penting di era Kerajaan Bandar Aceh Darussalam karena berfungsi menjadi kaidah dasar implementasi hukum sesuai visi kesultanan Bandar Aceh Darussalam (kaidah fikriyah Islamiyah) yang terbukti berpengaruh besar dalam kehidupan Islamiyah di Asia Tenggara.
Atas dasar pemikiran tersebut, redaksi @Bidik Aceh News (BAN) memandang perlu memuat bagian-perbagian naskah ini yang barangkali dapat kekal dalam ingatan para ilmuan, cerdik pandai di Aceh secara khusus, Nusantara dan Asia Tenggara secara umum; ia-nya dapat memakai sebagai satu pakaian diantara pakaian ilmu pengetahuan yang bisa jadi rujukan penulisan sejarah dan adat istiadat Aceh ke depan.
Tiada lain diharapkan @Bidik Aceh News (BAN) agar memori masa lalu yang ada dalam naskah tersebut, bisa membantu memahami dan jika mungkin mengembalikan hal-hal positif dari ingatan historis, sosial, budaya dan politik era Kerajaan Bandar Aceh Darussalam yang relevan digunakan di masa kini dan di masa depan. Redaksi Bidik Aceh News
Sumber: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan daerah, Jakarta, 1985
More Stories
Masyarakat Mengadakan Kegiatan Syukuran Dan Santunan Anak Yatim Atas Kehadiran PetroFlexx
Tokoh Dayah Baro Dan Geuchiek Tutong Merasa Bimbang Akan Pemberhentian Sementara Perusahaan PetroFlexx
Pro Musafadh (Pro MUALEM-DEK FAD) Ucapkan Selamat kepada Mualem-Dek Fadh, Unggul di Pilkada Aceh 2024