15 April 2021
Penulis : Agung Swadana
Editor : SO
MENILIK LEBIH JAUH SEORANG PENJUAL MINUMAN TRADISIONAL JAMU GENDONG, DESA SEULALAH BARU, LANGSA LAMA
Kota Langsa (ANN) Sebagai bangsa yang kaya akan warisan tradisional Indonesia memiliki beragam makanan dan minuman yang mengandung berbaragam rempah-rempah khas daerah.
Tentu dalam menjalankan berbagai aspek kehidupan penduduk Indonesia memiliki resep dan caranya sendiri, tata cara yang diwarisi secara turun-turun dari generasi kegenerasi hingga tetap hidup dan tidak mati dimakan zaman.
Seperti halnya sebuah minuman tradisional yang kerap kita temui hingga sekarang namun tetap tak menjamin kelangsungan keberadaan dimasa depan. Adalah jamu resep olahan rempah-rempah yang diracik hingga menjadi sebuah minuman yang kaya akan manfaat, salah satunya menjaga stamina, kesehatan tubuh hingga berbagai keuntungan lainnya.
Jamu adalah sebuah resep tradisional yang tak boleh hilang dimasyarakat karena bagaimanapun hal ini dibutuhkan untuk tetap menjaga budaya dan manfaatnya yang sangat berguna. Para penjual jamu memiliki cara sendiri dalam menjajakan jamunya, minuman yang berbahan dasar kunyit ini sering sekali dijual dengan cara berkeliling atau diletakan dalam satu botol pada sebuah toko, namun ada juga menjualnya dengan cara menggendong sebuah bakul berisikan beberapa botol jamu dan menjajakanya dengan cara berkeliling dari lorong-lorng rumah warga. Hal ini sama seperti apa yag dilakukan oleh ibu Yusnidar, warga dusun Seulanga Desa Seulalah yang merupakan seorang penjual jamu gendong.
Pekerjaannya sebagai penjual jamu gendong tentu bukan hal yang terbilang menjanjikan namun Ibu Yusnidar tetap melakoni kegiatan ini sepenuh hati sebagai pekerjaan yang ia hasilkan dari keahliannya meracik rempat-rempah menjadi minuman yang disebut jamu. Ibu Yusnidar berkeliling dari lorong kelorong sekitaran desa Seulalah bahkan keluar dari Desa Seulalah untuk menawarkan jamunya pada siapapun. Ibu Yusnidar meracik sendiri jamunya, dengan membeli bahan-bahan yang dibutuhkan ia menyeimbangkan pengeluaran belanja bahan baku dengan keuntungannya yang berasal dari harga jamu yang relative murah.
Ibu Yusnidar dikenal dikalangan ibu-ibu karena kehadiran jamunya yang selalu ditunggu. Para pelanggan mengatakan bahwa jamu Ibu Yusnidar memberikan banyak manfaat untuk kesehatan mereka. sebagai seorang penjual jamu bukanlah hal yang mudah untuk Ibu Yusnidar agar bisa bertahan ditengah situasi dan perkembangan zaman yang semakin mengikis hal-hal berbau tradisional, karena peminat jamu hanyalah ibu-ibu dan orang dewasa yang masih senang mengkonsumsinya, meski tidak terbilang banyak namun Ibu Yusnidar selalu merasa cukup dan bersyukur akan jumlah pelanggan tetap maupun pembelinya.
Dengan penghasilan seadanya Ibu Yusnidar mempertahankan jualannya, tetap meracik olahan kunyit menjadi jamu dan tetap berkeliling menggendong jamu. Hal ini dilakukan karena ia memiliki kemampuan yang baik dalam mengolah minuman tradisional ini dan dalam upaya untuk tetap menghadirkan minuman tradisonal dimasyarakat.
Sebagai minuman herbal yang erasal dari tumbuhan penuh khasiat, jamu diakui sebagai minuman khas Indonesia. Hal ini juga tertuang dalam RI. NO: Menkes/246/V/1990. Pasal 2 : Usaha jamu gendong tidak memerlukan izin dan Pasal 3 : Usaha jamu gendong tidak perlu didaftarkan ke pemerintah.
Meski demikian, segala bentuk keamanan dan khasiat yang terkandung dalam minuman jamu tersebut sudah lebih dulu terjamin oleh para peracik minuman tradisional ini. Dengan kata lain jamu yang diracik adalah jamu yang aman untuk dikonsumsi sebab berasal dari tumbuhan yang kaya manfaat, diproses dengan cara pengolahan yang baik, mulai dari pencucian hingga pemerasan.
Selain itu resep turun-temurun yang dipercaya dari zaman nenek moyang adalah apa yang telah dibuktikan dari masa kemasa bahwa jamu ini merupakan minuman yang sangat bermanfaat dan banyak membantu para pelanggan dalam menjaga kesehatan mereka. jadi minuman jamu gendong tradisional dari Ibu Yusnidar sudah tidak diragukan lagi manfaatnya.
Disisi lain meski perkembangan industri obat terus meningkat seiring teknologi yang berkembang pesat dalam dunia kesehatan tentu terkadang membuat pelaku usaha jamu gendong dianggap sebelah mata oleh masyarakat namun keberadaan mereka sebagai para penjual jamu tentu menjadi suatu sumber khas bahwa minuman seperti jamu masih ada hingga kini. Dan tak dapat dipungkiri bahwa siapapun yang membutuhkan khasiatnya akan tetap mengkonsumsi jamu dan menganggap minuman ini berharga.
Ibu Yusnidar berharap agar masyarakat dapat lebih berminat dalam meminum jamu untuk menjaga kesehatan mereka, dengan adanya pengingkatan konsumen tentu akan membantu Ibu Yusnidar secara ekonomi agar jamu yang ia produksi terus ada dan berkembang dikalangan masyarakat.
Biasanya Ibu Yusnidar menjajakan jualannya saat pagi hingga siang hari, ia berbelanja pada pagi-pagi sekali sebelum berangkat jualan namun jamu yang ia jual telah ia siap lebih dahulu pada malam hari.
Resep yang dimilki oleh Ibu Yusnidar adalah racikan turun temurun yang diberikan dari generasi kegenerasi dikeluarganya. Keluarganya juga mempercayai bahwa dengan minuman tradisional ini kesehatan tubuh dapat terjaga dari berbagai racun dan penyakit yang semakin berkembang dizaman modern ini. sebab itulah Ibu Yusnidar mempelajari bagaimana tata cara pengolahan jamu yang baik sebagai salah satu jenis obat tradisional.
Adapun tata cara pengolahannya dimulai dari penyediaan bahan baku yang berupa kunyit, kencur, temulawak bahkan jahe dilakukan pembersihan dan pencucian terkebih dahulu pada bahan-bahan tersebut kemudian bahan baku tersebut dirajang terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar dapat mempermudah proses pengeringan dan penggilingan.
Pengeringan dilakukan dengan memanfaatkan energi sinar matahari sedangkan penggilingan dilakukan secara manual hingga sampai ketahap perebusan dan pemerasan, bahan diambil sarinya hingga menjadi sebuah produk berupa minuman. Dengan terkenalnya khasiat dari minuman tradisional ini jamu menjadi salah satu minuman herbal yang juga sudah banyak diproduksi secara industri, hal ini menjadi paradox ditengah para penjual jamu gendong yang bergantung pada minat pasar yang tak menentu.
Namun meski begitu kelangsungan minuman ini harus tetap ada sebagai wajah dari minuman herbal Indonesia yang tak boleh hilang seiring perkembangan zaman.
Beberapa jenis jamu yang diproduksi oleh Ibu Yusnidar adalah jamu beras kencur. Jamu beras kencur ini merupakan jamu yang diolah dari bahan utama beras dan kecur dan berbagai bahan pendukung lainnya. Pembuatannya dilakuakn dengan cara menyangrai beras kemudian menumbuknya hingga halus.
Kemudian bahan-bahan pendukung yang juga telah halus terlebih dahulu dicampurkan dengan beras yang telah ditumbuk dan tambahkan air mendidih, setelah itu proses yang dilakukan adalah penyaringan dimana proses ini bertujuan untuk mengambil sari dari bahan-bahan yang telah tercampur tadi, jamu beras kencur ini cenderung populer dimasyarakat karena khasiatnya yang sangat dekat sebagai kebutuhan setiap orang seperti membantu meredakan batuk, masuk angin, maag, pusing, sakit kepala, penghangat tubuh hingga sebagai ramuan pelangsing.
Selain itu Ibu Yusnidar juga menyediakan jamu kunyit asam, jamu kunci sirih, jamu pahitan dan lain sebagainya. Bahkan Ibu Yusnidar juga kerap menerima pesanan jamu untuk kebutuhan orang yang baru selesai bersalin **(Agung)
More Stories
Masyarakat Mengadakan Kegiatan Syukuran Dan Santunan Anak Yatim Atas Kehadiran PetroFlexx
Tokoh Dayah Baro Dan Geuchiek Tutong Merasa Bimbang Akan Pemberhentian Sementara Perusahaan PetroFlexx
Pro Musafadh (Pro MUALEM-DEK FAD) Ucapkan Selamat kepada Mualem-Dek Fadh, Unggul di Pilkada Aceh 2024