11 Oktober 2021
Laporan : Ivan.001
Editor : PO
Berita Opini :
Mengupas Sejarah Kelompok Cipayung
Oleh : Abdul Kadir Jaelani.
Mataram (ANN) -Sejarah terbentuknya Kelompok Cipayung dilatarbelakangi oleh kekosongan bagi gerakan kemahasiswaan untuk menghadapi situasi sosial yang menyimpang dari asas keadilan dalam sistem kenegaraan. Situasi sosial kemasyarakatan pada masa Orde Baru terlihat adanya gejala-gejala untuk memperkuat kekuasaan tanpa unsur demokratis, padahal pada awal berdirinya pemerintahan pada masa itu menjanjikan bahwa tatanan kenegaraan akan didasari oleh kedaulatan rakyat dan demokrasi yang lebih baik dibandingkan pelaksanaan Orde Lama.
Tanggal 10 Januari 1972, bertepatan dengan hari ulang tahun Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat), bertempat di Margasiswa I PMKRI Jl.Samratulangi No.1 Menteng Jakarta Pusat, keempat pimpinan pusat organisasi mahasiswa yang diantaranya PB HMI (Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam), PP PMKRI (Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), DPP GMNI (Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), dan PP GMKI (Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) mengadakan suatu pertemuan bersama. Kesimpulan pertemuan tersebut berupa Evaluasi 10 Januari 1972 yang isinya antara lain penilaian terhadap proyek Miniatur Indonesia (Taman Mini Indonesia Indah) mencakup keprihatinan yang mendalam atas kehidupan
Artinya Cipayung sebagai wadah untuk menjawab soal2 rakyat, gejala2 sosial yg ada saat ini, Cipayung bukan hanya wadah Dialog atau sebgai tukang ngibul untuk melakukan polarisasi gerakan mahasiswa, wadah mahasiswi itu lembaga ide sebagai wujud untuk kita menjawab tantangan tantangan bangsa yg sudah kehilangan wujud sebagai negara akibat ulah para elit yg masih mempertahab status qou.. mahasiswa masa kini untuk menjawab tantangan2 ke dpn bukan mereka yg cari makan cari muka dari ruang dialog, mereka yg memimpin masa depan dia yg memberontak, memberontak terhadap apa?? Memberontak terhadap pikiran2 lama, cara lama yg feodalistik, yg otoriter, yg elitis, yg oportunis..
Kita sedang berada dsituasi yg sulit di katakan sebagai bangsa akibat ulah mereka yg menjadi kan politik sebagai wadah untuk memburu rente, Dialog kita atas nama rakyat, lantas rakyat yg kalian wakili sedangkan kalian terpisah dari rakyat, tempat nongkrong mu bukan di tempat buruh, tani, kaum miskin tapi di cafe2, tapi dengn sombong kalian diskusi soal2 Rakyat, Kalian hanya berteriak revolusi di menara gading..
Kawan2 Cipayung yg kami banggakan sebagai representasi ide perubahan, bukan sebuah perusahan yg menjual ide2 nya kepada elit borjuasi, Ajak lah mahasiswa berfikir dan bertindak progresif, bukan mengajar kan kami untuk berpolarisasi dengn elit jongos yg nyata menjadi antek kapitalisme yg merongrong SDA kita . (Ivan)
*001iv*
More Stories
”Lika-Liku Perjuangan Partai PRIMA, Menangkan Pancasila”
Juwaedin Siap Kawal PKL Laporkan Pemdes dan Pemda di Kejati NTB Terkait Penggunaan Anggaran
Direktur CV. SKM Komitmen Menyediakan Stok Gula Pasir Untuk Masyarakat NTB